Aktivis memang kata yang bukan tabu lagi dikalangan umum khususnya dikalangan mahasiswa, tapi selalu ada kesalahn dalam memaknai makna aktivis ini. Mungkin karena memang dunia aktivis itu penuh tandatanya bahkan sebagian orang awam memandang dunia aktivis itu dunia yang tidak masuk akal bahkan punya pandangan yang sebelah mata terhadap dunia aktivis hari ini. Sering terdengar dari mulut orang-orang awam ” buat apa jadi aktivis, waktu,tenaga, pikiran, bahkan materi yang dokorbankan, gak ada kerjaan”. Hal tersebut memang tidak bias disalhkan atupun dibenarkan karena semua orang mempunyai persepsi yang berbeda.
Memasuki dunia aktivis dikalangan mahasiswa, terkadang memang bukan untuk dijelaskan, melainkan mereka merasa menjadi aktivis itu panggilan jiwa tentang apa itu kebenaran dan apa yang harus dilakukan untuk orang lain.
Aktivis adalah mereka yang berjuang menyampaikan nilai-nilai yang dianutnya sedemikian rupa. Mereka akan total terhadap keyakinan-keyakinan mereka, hebatnya segala apapun yang dilakukan oleh mereka itu bukan untuk mereka sendiri, bisa dikatakan jadi aktivis itu sibuk, tapi mereka mau saja untuk disibukan. Inilah yang tidak habis pikir dikalangan orang awam bahkan tidak masuk akal.
Makanya jangan jadi aktivis kalau tidak mau repot, tidak mau semua waktu tenaga serta pikirannya terganggu. Karena ketika kita masuk di dunia tersebut kita akan mencintainya dan tidak akan pernah bisa melepasnya, makanya jadi aktivis itu jangan mencoba-coba. Bagi orang-orang diluar sana dunia aktivis ini adalah dunia yang utopis, dunia ketidak pastian bahkan dunia yang tidak masuk akal. Tapi ketika masuk dunia ini dengan segala ketulusan dan niat yang kuat saya rasa dunia ini bisa membangun atau membentuk pemikiran kita, keyakinan kita, ide gagasan kita serta kita tidak mudah terombang-ambing oleh isu yang berkembang di masyarakat, karena didalamnya kita dipupuk serta diasah secara nalar serta pemikiran yang luar biasa.
Menjadi aktivis memang mempunyai resiko, maknya jangan main-main kalau mau jadi aktivis itu, karena banyak sekali resiko yang harus diambil, mestinya masuk dunia aktivis itu harus didasari oleh kesadaran serta keyakinan bahawa kita itu siap melalui tantangan yang ada. Contohnya banyak mahasiswa yang mengatasnamakan aktivis padahal ikut-ikutan saja pura-pura aktif. Misalnya ada mahasiswa tidak pernah kuliah dengan alas an menjadi aktivis, nilai jeblok gara-gara ikut organisasi, sebenarnya dia belum siap menjadi aktivis sejati, melainkan dia adalah mahasiswa yang terjebak pada ruang-ruang aktivitasnya semata.
Memasuki dunia aktivis dikalangan mahasiswa, terkadang memang bukan untuk dijelaskan, melainkan mereka merasa menjadi aktivis itu panggilan jiwa tentang apa itu kebenaran dan apa yang harus dilakukan untuk orang lain.
Aktivis adalah mereka yang berjuang menyampaikan nilai-nilai yang dianutnya sedemikian rupa. Mereka akan total terhadap keyakinan-keyakinan mereka, hebatnya segala apapun yang dilakukan oleh mereka itu bukan untuk mereka sendiri, bisa dikatakan jadi aktivis itu sibuk, tapi mereka mau saja untuk disibukan. Inilah yang tidak habis pikir dikalangan orang awam bahkan tidak masuk akal.
Makanya jangan jadi aktivis kalau tidak mau repot, tidak mau semua waktu tenaga serta pikirannya terganggu. Karena ketika kita masuk di dunia tersebut kita akan mencintainya dan tidak akan pernah bisa melepasnya, makanya jadi aktivis itu jangan mencoba-coba. Bagi orang-orang diluar sana dunia aktivis ini adalah dunia yang utopis, dunia ketidak pastian bahkan dunia yang tidak masuk akal. Tapi ketika masuk dunia ini dengan segala ketulusan dan niat yang kuat saya rasa dunia ini bisa membangun atau membentuk pemikiran kita, keyakinan kita, ide gagasan kita serta kita tidak mudah terombang-ambing oleh isu yang berkembang di masyarakat, karena didalamnya kita dipupuk serta diasah secara nalar serta pemikiran yang luar biasa.
Menjadi aktivis memang mempunyai resiko, maknya jangan main-main kalau mau jadi aktivis itu, karena banyak sekali resiko yang harus diambil, mestinya masuk dunia aktivis itu harus didasari oleh kesadaran serta keyakinan bahawa kita itu siap melalui tantangan yang ada. Contohnya banyak mahasiswa yang mengatasnamakan aktivis padahal ikut-ikutan saja pura-pura aktif. Misalnya ada mahasiswa tidak pernah kuliah dengan alas an menjadi aktivis, nilai jeblok gara-gara ikut organisasi, sebenarnya dia belum siap menjadi aktivis sejati, melainkan dia adalah mahasiswa yang terjebak pada ruang-ruang aktivitasnya semata.
Bersambung.........
Komentar
Posting Komentar