MELAWAN WAKTU

Waktu sudah lama berlalu tidak ada kepantasan yang harus dilakukan apalagi haru bersikap pengecut. Waktu memang berjalan bagaikan kreta yang tetap dalam jalurnya siapapun yang menghalangi pasti akan terbilas dengan tanpa memberikan kata ampun.

Jangankan manusia yang bisa dikatakan makhluk halus beji atau baja sekalipun tetap akan terbilas tanpa berunding atau duduk bareng sebelumnya.

Hari ini sudah berjalan, hari itu sudah tidak ada pilihan lain selain kita bersikap untuk terus melawan waktu yang utuh dan tetap kuat pada jalurnya. Harapannya kita bisa melawan waktu melainkan hal tersebut sangat susah untuk kita lawan, maka bertolak dari hal tersebut minimal kita bisa berlari mengimbangi waktu tersebut.

Apabila waktu berlari dengan cepat minimal kita berada disampingnya mengimbangi kecepatan waktu itu. Semua hanya dengan goresan tinta biru ini merupakan nota kesepakatan saya dengan waktu. Selambat-lambatnya waktu berjalan tidak akan pernah memberi ampun terhadap kita apabila kita tetap lengah. Secepat-cepatnya kita lari tetap saja waktu akan bisa mengimbangi kecepatan kita.

Apa yang harus kita pertanggungjawabkan suatu hari nanti ketika sang waktu mempertanyakan kepada kita.

Sang waktu merupakan hal yang misterius bagi kita, kita tidak tahu apa yang harus kita persiapkan, sedetik kedepanpun kita tidak pernah tahu dan tetap bertanya-tanya apa yang akan terjadi.


18 Februari 2018

Komentar