Tepat pada tanggal 11 September 2019
sekitar pukul 18.00 WIB, semua manusia tertunduk haru, bangsa ini meneteskan
air mata yang sangat mendalam, bumi bergetar langitpun ikut meneteskan air
matanya.
Banyak yang bilang dirimu orang yang
paling jenius diantara ribuan manusia yang ada di negeri ini, tapi dengan
kerendahan hatimu semua omongan tersebut dibantah, karean dirimu yakin bahwa
semua manusia sama, hanya yang membedakan itu konsistensi dan kerjakeras.
Hari ini dirimu tengah melakukan
penerbangan yang menuju keabadian dan mengejar penerbangan yang terdahulu,
salah-satunya sang kekasihmu di dimensi sana, dengan kesetiaan yang seringkali
dirimu perjuangkan demi seorang kekasih yang sangat disayangi, semoga dirimu
cepat bertemu dengan kekasih yang sudah agak lama duduk disamping yang
mempunyai beribu kasih, mungkin untuk mengejar dan meyakini kesetiaanmu
terhadap kekasihmu, dirimu hanyalah mengalami “penundaan” dalam penerbangannya
saat itu. Dirimu banyak memberikan contoh bagaimana kesetiaan itu diperlakukan
dan untuk siapa kesetiaan itu diberikan.
Penerbanganmu saat ini tidak sedekat
penerbangan antara Ondonesia menuju Jerman, penerbanganmu tidak selambat
Indonesia menuju Jerman melainkan penerbanganmu kali ini tidak hanya untuk
menuju cinta sejati melainkan menuju cinta ilahi yang memang kata-kata itu
sempat olehmu ucapkan.
Pengabdiannmu tidak terhitung
nilainya, pengabdiaanmu begitu besar untuk bumi pertiwi ini, yang mana dirimu
tidak pernah meminta upah kepada para penguasa bumi ini.
Sempat terdiam dan termangut ketika
melihat semua social media semuanya memajang gambarmu dengan begitu kompak
tanpa intruksi dari siapapun, benar apa yang telah dirimu katakana buat apa
repot memikirkan manusia yang mencemooh karena pada kenyataannya masih banyak
manusia yang menyayangimu dan merasakan bagaimana kehilanganmu.
Kenangan tinggal kenangan, pengabdian
tinggal pengabdian, semuanya tertumpu pada kegagahanmu dalam melakukan
pengabdian untuk bangsa ini, semoga dirimu cepat menemui orang yang dirimu
sayangi serta bertemu dengan para tokoh bangsa yang sudah gugur mendahuluimu
supaya bercerita tentang bagaimana keadaan bangsa ini hari sekarang.
Semua manusia menundukan kepala,
semua merasa terharu dengan kepergianmu, penerbanganmu hari ini tidak akan
pernah mengalami kata “delay” lagi, karena semuanya telah dirimu persiapkan
serta direncanakan, dari mulai waktu, mekanik bahkan bahan bakar penerbanganmu
saja sudah dirimu siapkan, dengan keahlianmu di dunia penerbangan, kami rasa dirimu
sudah memilih pesawat yang lebih bagus tanpa ada hambatan apapun.
Semoga dengan kepergianmu hari ini
apapun tujuanmu bisa tercapai dan kita yakini ketika tiba di bandara keabadian
semua pelayan menyambut dengan baik karena mereka tahu yang dating itu bukanlah
orang sembarangan serta semoga ketika tiba di dimensi itu ada lambaian halus
dengan penuh syahdu dai cinta sejatimu yang sudah menjelma menjadi cinta ilahi.
Tetesan-tetesan air mata ikut
membasahi bumi pertiwi ini, semuanya menandakan keharuan yang luarbiasa dan
merasakan bagimana kehilangan seorang teknokrat handal sepertimu.
Do’a dan kebanggaan bangsa ini
menjadikan pelangi yang memberi warna dalam mengiringi penerbanganmu kali ini,
semoa tenang dan damai di dimensi itu. Selamat berjumpa kembali dengan cinta
sejatimu, dirimu mengajarkan kepada kita semua bagaimana memupuk perjuangan
yang dibarengi dengan rasa kasih saying dan kesetiaan…Al-Fatihah…………….
----{Emonz}----
11 September 20119
Komentar
Posting Komentar