Loka AF |
Pertama-tama saya ucapkan selamat hari pendidikan nasional bagi yang merayakannya.
Arus globalisasi tidak akan pernah bisa kita elakan, beragam budaya serta informasi yang masuk kian merambat keseluruh penjuru kota di Nusantara, hembusan demi hembusan isu kian merasuk keseluruh raga yang berada di negeri ini.
Berangkat dari apa yang sekrang tengah terjadi dan dirasakan oleh kita semua, perlu adanya stigma yang sama, bahwa dalam memerangi arus globalisasi yang kian meradang ini pendidikanlah yang harus jadi salah satu kunci dalam menyikapi serta memilih dan memilah arus globalisasi yang masuk
Pendidikan di anggap penting menjadi salah satu penangkal budaya maupun informasi yang masuk kedalam bumi Nusantara ini. Berangkat dari apa yang sering kita dengar bahwa pendidikan bukanlah ikan, melainkan pendidikan itu merupakan kail, hal tersebut bermakna bahwa pendidikan itu bukanlah hasil melainkan pendidikan adalah alat untuk mendapatkan sebuah hasil. Karena ketika satu bangsa pemahaman terhadap pendidikan itu tinggi, maka bangsa itu akan memunculkan karakter yang berbeda, meskipun sederas apapun globalisasi masuk terhadap suatu bangsa, asal kita kuat secara pendidikan pasti arus tersebut bisa kita manfaatkan, bahkan apabila arus globalisasi kita sebut sebagai tantangan bangsa, maka dengan pendidikanlah tantangan tersebut akan bisa dirubah menjadi suatu peluang.
Ditengah semarak dan harunya ucapan selamat hari pendidikan nasional yang luar biasa, Saya rasa masih adanya suatu pilu yang mendalam bahkan tidak kalah lagi kepiluan tersebut disbanding pamplet-pamplet yang berseliweran di media sosail.
Ditengah keharuan tadi masih ada setitik kekhawatiran yang membekas, mengingat pendidikan di Nusantara ini masih mempunyai pekerjaan rumah yang besar. Selain pendidikan kita berada ditengah arus global, ternyata hari ini pendidikan kita juga berada ditengah arus pandemic yang luar biasa, bahkan entah sampai kapan pandemic ini akan berakhir.
Meskipun pandemic semakin hari semakin tidak bisa terprediksi, tapi pemahaman yang sama juga yang harus kita suarakan secara keras, yaitu pendidikan itu haruslah terus membumi apapun yang terjadi.
Ditengah-tengah pandemic yang luar biasa, maka munculah kebijakan-kebijakan pemerintah dengan tujuan untuk menjaga pendidikan itu tetap berlangsung, yaitu dengan adanya sistem pendidikan jarak jauh atau melalui sistem daring.
Perlu kita renungkan bersama, ternyata ditengah-tengah keharuan sistem pendidikan dengan sistem daring, terdapat sedikit pilu yang terjadi di masyarakat. Kita tengok sedikit permasalahan-permasalahn atau problematika yang terjadi di lapangan ketika berlakunya sistem daring. Yang awal mula permasalahan pendidikan itu hanya sebatas bagaimana sentuhan atau visi pendidikan itu samapai kepada para pelajar atau mahasiswa, sekarang timbul permasalahan baru, yaitu tidak hanya kepada pelajar saja melainkan permalsahn baru itu menyentuh pula kepada tenaga pengajarnya itu sendiri, karena masih adanya sockchculture (merasa kaget dengan adanya budaya baru) yang timbul, semua tenaga pengajar mencoba membiasakan diri yang asal mula bertatap muka, sekarang harus lebih cerdik lagi, terutama disisi teknis pelaksanaan daring tersebut.
Lebih pilu lagi, permaslahan ini tidak hanya timbul kepada siswa saja melainkan berdampak pula kepada orangtua yang memang secara sisi teknologi masih aneh, kepiluan tersebut juga dilengkapi dengan kurangnya sisi ekonomi, jangankan memahamisecara teknologi, alat teknologinya sendiri masih belum punya. Bahkan ada yang lebih pilu lagi ketika pengetahuan secara teknologi kurang, secara ekonomi pas-pasan, maka akan berujung dengan emosi dan mosi bahwa tidak sekolahpun tidak Maslah.
Maka dengan pengontrolan yang kurang dan pelaksanan pembelajaran yang tidak terawasi, janganlah aneh ketika pelajar beralih profesi sebagai pedagang, bahkan keinginan atau giroh belajarnya juga ikut-ikutan luntur.
Hal tersebut hanya segelintiran permasalah pendidikan yang terjadi di Nusantara ini. Bertolak dari apa yang kita bahas diatas tadi, bahwa pendidikan merupakan titik nadi yang penting untuk kemajuan suatu bangsa, maka sistem pendidikan apa yang harus kita jalankan untuk kedepanya dan ternyata tidak cukup hanya melihat dari sisi heroisme belaka terkait pendidikan ini.
Memang kita akui, tugas dalam menjalankan visi atau misi pendidikan ini bukan hanya pemerintah belaka, melainkan kewajiban kita semua dalam menjaga kemajuan bidang pendidikan ini, supaya pendidikan kita itu tidak berada di ujung tanduk. Serta paham betul dengan situasi saat ini, kita tidak pernah tahu mau sampai kapan semuanya berakhir.
Semoga Pendidikan kita selalu membumi dan semoga bangsa ini cepat pulih kembali, dan kepiluan ini cepat terobati.
---{A ZEmonz}---
02 Mei 2021
Komentar
Posting Komentar