MALANG-KU


Setahun terasa sewindu waktu yang berlalu aku mendatangimu, hari ini banyak sekali hal yang aku bawa dan berharap cerita padamu, tidak banyak perjalanan semenjak aku pergi menghentakan kaki dikala itu.

Waktu terus berlalu serta rasio rasa yang aku miliki bertmbah besar dan sulit untuk dikendalikan, bahwa ada seorang yang ternyata jadi prioritas dalam hidup ini, dan mampu membangkitkan dikala diri ini terpuruk, dan yang luarbiasanya. Ketika detik ini, pagi ini aku menginjakan kembali kaki dikota dingin ini masih perempuan yang sama yang menemaniku.

Meskipun malangku mendapatkan julukan kota dingin, tapi perasaan ini tidak seperti orang" rasakan dikota ini, rasa ini terus menerus hangat, bahkan apabila dibandingkan dengan apa yang kurasa saat itu, kehangatannya terasa dahsyat luar biasa, memang jasadnya tidak ikut mendampingiku, tapi seluruh jiwa dan raganya masih tersentuh di hati sanubari ini.

Rasa haru sedih bahagia tercampur dalam satu rasa dan iktan saling percaya, bahkan sering sekali kita berpikir, bahkan sering pula aku menganalogikan kepada samudara dan lautan, apabila kita sayang terhadap laut, Berti kita harus menyayangi juga seluruh makhluk dan kehidupan yang ada didalam laut itu, sama halnya aku menyukainya, apapun karakternya, bagaimanapun kebiasaanya, selalu saya terima, karena itu bagian dari sayang aku padanya.

Malangku, mungkin bebrpa tetesan airmataku pernah bahkan sering jatuh dihadapnya, tapi aku tidak pernah merasa malu, toh katanya apabila seseorang mampu membuat airmata kita jatuh, itu merupakan seseorang yang hebat?, karena tetesan airmata itu mahal, dan setiap orang seringkali mencoba menahan saking mahalnya, dan hari ini aku sering bahkan sudah tidak bisa lagi menahan tetesan airmata itu, bukan Berti airmataku tidak berarti lagi, tapi aku memaknai orang yang berharga harus pula dibalas dengan sesuatu yang berharga Pula.

Aku selalu inget kisah Laiyla dan Majnun, tidak melihat dari sisi kebodohan atau kegilaan yang Majnun punya, tapi melihat disana ada kekuatan besar tentang bagaimana cara Majnun mencintai Layla,

Apapun Majnun lakukan, untuk hanya sekedar melihat paras Layla yang cantik nan berkharisma, bahkan pernah suatu ketika Majnun sedang sakit, dan ingin bertemu Layla, apapun Majnun lakukan, bahkan sampai merangkak hanya untuk sekedar melihat Layla, tidak peduli orang" berkata apapun terhadap Majnun, tapi Majnun beranggapan orang" yang coba mencemooh dirinya, tidak pernah merasakan sedahsyat ini cintanya, hari ini aku seperti Majnun yang memang banyak orang yang coba menggagalkanku, tapi hati ini masih berprinsip tidak semua urusan yang ada dalam diri ini urusan orang lain.

Wahai malangku, tidakah kau tahu, bahwa semua yang hari ini aku jalani tidak sedikitpun tanpa rasa bersyukur, rasa syukur ini terus mengalir dari setiap detik waktu dan detak jantung yang dirasakan, bahkan tidak tahu harus bagaimana lagi cara aku bersyukur, untuk rasa yang diberikan kepadanya, sesekali mungkin kesal, bete, serta cemburu yang dirasakan, kesal karena tidak mau rasa sayang ini terganggu dengan keberadaan orng lain, mungkin dari awal aku pernah bercerita kepadamu malang, bahwa berawal dari bermodalkan ketulusan yang menkristal menjadi bentuk wujud rasa sayangku padanya itu menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat, dan penting dalam hidup ini, setiap hembusan nafas serta aliran darah yang mengalir dalam jiwa ini, aku selalu berdoa semoga perempuan yang aku sayang selalu bahagia.

Malangku ini cuma cerita pendek yang tidak ber-rima, cerita pendek yang tidak bernada, ini cerita tentang dimana setiap waktu anganku coba untuk meraih semua itu, terimkasih Tuhan Kau telah memberikan waktu dan kesempatan untuk bisa bercengkrama kembali dengan kota Malang

---{MONZ}---

11 Des 2023

Komentar